Sepak bola sudah menjadi olahraga nomor 1 di Kulon
Progo terbukti dengan adanya lapangan sepak bola di setiap desa menunjukan
kecintaan masyarakat Kulon Progo terhdapap sepak bola walaupun prestasi
PERSIKUP (Persatuan Sepak bola Kulon Progo) belum memberikan kebanggaan kepada
masyarakatnya.
Dengan
diadakan event sepak bola seperti kompetisi PSSI Kulon Progo, turnamen antar
sekolah, serta turnamen antar desa atau yang lebih dikenal dengan istilah
tarkaman. Dapat memberi manfaat antara lain: pertama, dari sisi ekonomi dapat
meningkatkan pendapatan pedagang cilok dan es keliling terutama dan pedagang
lainnya, karena dengan diadakan turnamen otomatis akan mengundang masyarakat
untuk datang ke lapangan menyaksikan sepak bola sehingga akan terjadi keramaian
dan ada beberapa diantara mereka yang membeli cilok, es dan sebagainya. Kedua,
meningkatkan minat anak usia dini terhadap sepak bola sehingga banyak yang
mendaftarkan diri ke SSB maupun berlatih secara mandiri jika sudah terjadi
seperti itu maka PERSIKUP yang diuntungkan dan akan banyak pilihan dalam memilih
pemain, sungguh menyedihkan belakangan ini banyak remaja Kulon Progo yang
terlibat aksi kriminal seharusnya masa remaja adalah waktu dimana seorang
individu mengasah potensi dan bakat yang dimilikinya. Ketiga, memberi
keuntungan kepada klub di Kulon Progo dengan banyak event sepak bola maka minat
pemain untuk berlatih tinggi, sejauh ini banyak pemain yang mengeluhkan tidak
pernah latihan, alasannya karena kompetisi tidak di putar, selain itu dengan
tingginya minat anak usia dini masuk SSB maka keuangan klub akan terbantu.
Oleh
karena marilah kita hidupkan kembali sepak bola Kulon Progo, tidak perlu
PERSIKUP ikut divisi utama PSSI tetapi digelarnya event sepak bola sudah
memberikan manfaat bagi masyarakat kulon progo.
Yulhan Rinto Prabowo
Banyak orang yang bercita-cita menjadi orang kaya raya seperti bill gates, steve job, saya beranggapan orang-orang seperti bill gates, steve jobs yang saat ini menjadi salah satu orang terkaya di dunia saat dia meninggal yang di tinggalkannya hanyalah harta serta gadget maupun Microsoft yang dibuat oleh mereka. Perlu anda ketahui bahwa teknologi seiring jalannya waktu terus berkembang mungkin produk apple karya steve job yang saat ini menjadi barang mewah mungkin 5-10 tahun lagi akan menjadi barang inferior. Saya lebih tertarik menjadi insan yang berguna seperti moh.hatta ataupun Ir.Soekarno seorang cendikiawan yang begitu banyak jasanya. Soekarno,Hatta dia meninggal hingga saat ini jasanya tetap dikenang bahkan banyak orang yang merindukan orang-orang yang merindukan pemimpin seperti Ir.Soekarno,Moh.hatta serta pahlwan-pahlawan yang lain.
siapa yang tidak tahu dengan olahraga sepak bola? Pasti semua orang tahu tentang olahraga yang satu ini, salah satu olahraga terpopuler di dunia, sekarang saya akan berbicara tentang sepak bola Indonesia. Kenapa sepak bola tidak maju-maju hingga sekarang padahal fanatisme supporter Indonesia begitu tinggi menurut saya ada beberapa faktor yang membuat sepak bola di Indonesia kalah dengan negara-negara lain yang pertama adalah faktor lingkungan keluarga, dalam kehidupan sosial keluarga adalah lembaga primer banyak orang tua yang khawatir jika anaknya bermain sepak bola maka masa depannya akan hancur, si anak akan menjadi malas belajar, sebenarnya jika mempunya bakat bermain sepak bola seharusnya orang tua dapat mengarahkannya dengan dilatih sejak dini maka skills sang anak akan berkembang hingga dewasa nanti sehingga SDM sepak bola di Indonesia tidak kalah dengan negara lain seperti brazil atau spanyol yang kedua adalah sistem persepakbolaan di Indonesia sistem adalah sekumpulan komponen-komponen yang saling berkaitan dan memberikan manfaat maka jika komponen –komponen bermasalah maka mustahil dapat memberikan manfaat dan tujuan dapat tercapai. Salah satu komponen sepak bola Indonesia adalah kompetisi kita lihat bahwa kompetisi belum begitu merat terutama kompetisi di tingkat bawah kurang mendapat perhatian dari pemerintah dan pihak sponor justru kompetisi tingkat bawah ini terdapat banyak pemain-pemain potensial .
Yulhan Rinto Prabowo , 6 -2-2012