SISTEMATIKA STUDI KELAYAKAN BISNIS DAN CARA MEMBUAT STUDI KELAYAKAN BISNIS

18:37:00 1 Comments



Studi kelayakan bisnis merupakan gamabaran kegiatan suatu usaha yang direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi , serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek, dalam menyusun studi kelayakan bisnis harus meliputi beberapa aspek diantaranya

  1. Aspek pasar dan pemasaran
  2. Aspek teknis dan teknologis.    
  3. Aspek oraganisasi dan manjemen 
  4. Aspek ekonomi dan keuangan 
  5. Kesimpulan dan rekomendasi serta lampiran yang diperlukan

Sistematika penyusunan studi kelayakan bisnis:


          A.  Pendahuluan
Yang perlu diuraikan di dalam bab pendahuluan antara lain : latar belakang masalah yang memberikan jawaban dari beberapa pertanyaan seperti jenis-jenis kegiatan usaha yang akan direncanakan, alasan memilih usaha, serta manfaat apa saja yang dapat diperoleh dengan adanya usaha tersebut
Gagasan usaha yang disajikan juga dijelaskan, apakah dalam bentuk usaha baru atau merupakan perluasan dari usaha yang telah ada serta jenis produk yang dihasilkan. Dilihat dari segi manfaat dari gagasan usaha yang akan direncanakan perlu diuraikan benefit yang dapat diterima akibat adanya gagasan usaha tersebut. Baik yang bersifat financial benefit maupun yang bersifat social benefit

B.      Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari penyusunan studi kelayakan bisnis, kendatipun secara teknis telah menunjukan hasil yang feasible untuk dilaksanakan, tapi tidak artinya apabila tidak dibarengi dengan adanya pemasaran produk yang dihasilkan. Oleh karenanya aspek pemasaran harus benar-benar diuraikan secara baik dan realistis baik mengenai masa lalu maupun prospeknya di masa yang akan datang. Serta melihat bermacam-macam peluang dan kendala yang mungkin dihadapi. Permintaan pasar dari produk yang dihasilkan, merupakan dasar dalam penyusunan jumlah produksi, jumlah produksi sendiri merupakan dasar dalam rencana pemebelian bahan baku, jumlah tenaga kerja yang diperlukan serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan.
Dalam aspek pasar dan pemasaran sekurang-kurangnya harus melingkupi peluang pasar, penetapan pangsa pasar, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan di samping kebijaksanaan yang diperlukan. Untuk pembahasan dalam peluang pasar perlu disajikan angka-angka permintaan dan penawaran di daerah pemasaran dari produk yang dihasilkan pada masa lalu dan membuat perkiraan perkembangan permintaan terhadap produk yang direncanakan di masa yang akan datang, selain itu dalam aspek pasar dan pemasaran harus diuraikan mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pasar dan pemasaran seperti pesaing, kekuatan dan kelemahannya, serta menguraikan keunggulan-keunggulan dari usaha yang direncanakan, penentuan market space dan market share merupakan penentuan pangsa pasar yang didasarkan pada proyeksi permintaan dan penawaran. Dalam kebijakan pemasaran juga ditentukan harga pokok produk yang dihasilkan yang dihitung berdasar biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik , selain itu dalam aspek pasar dan pemasarn perlu diuraikan mengenai cara pendistribusian produk, promosi, pengangkutan, penjualan, pergudangan, sistem pembayaran dll

C.      Aspek teknis dan teknologis
Aspek teknologis dibahas setelah usaha tersebut dinaiali layak dari aspek pemasaran. Faktor-faktor yang perlu diuraikan adalah menyangkut lokasi usaha yang direncanakan, sumber bahan baku, jenis teknologi yang digunakan, kapasitas produksi, jenis dan jumlah investasi yang diperlukan di samping membuat rencana produksi selama umur ekonomis proyek.
Apabila studi kelayakan yang disusun adalah dalam bidang usaha produksi yang melakukan kegiatan pengolahan, faktor utama utama yang perlu diperlu dimuat dalam aspek teknis produksi adalah lokasi usaha yang akan dikembangkan. Faktor-faktor yang perlu dijelaskan antara lain dilihat dari segi bahan baku, keadaan pasar, penyedian tenaga kerja, transportasi, dan fasilitas tenaga listrik serta penanganan limbah bila diperlukan.
Pemilihan terhadap jenis teknologi yang digunakan juga perlu dijelaskan. Baik mengenai jenis, jumlah dan ukuran bila diperlukan serta alasan-alasan dalam pemilihan, dihubungkan dengan masalah yang dihadapi di samping investasi lainnya. Dalam aspek teknis produksi perlu juga dibuat rencana produksi pada setiap tahun selama umur ekonomis proyek yang didasarkan pada peluang pasar, kapasitas produksi, serta penyusunan keperluan kegiatan secara teknis.

D.      Aspek Ekonomi dan keuangan
Aspek ekonomi yang perlu dibahas, antara lain :
1.       Perkiraan investasi
Jumlah investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana kegiatan usaha yang akan dikerjakan harus jelas, baik mengenai jumlah dan jenisnya maupun harga dari masing-masing investasi dan dibentuk dalam sebuah table. Harga investasi sedapat mungkin harus sesuai dengan harga pada saat pengadaaan investasi sehingga tidak terjadi peyimpangan dalam perhitungan
2.       Biaya operasi dan pemeliharaan
Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap (fixed xost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Perhitungan biaya ini harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak ada unsur biaya yang tertinggal. Hal ini sangat perlu karena keadaan ini akan mempengaruhi perhitungan analisis kriteria investasi yang digunakan sebagai indicator dalam menentukan feasible tidaknya rencana usaha yang akan dikembangkan. Di samping perhitungan tersebut penentuan unsur biaya yang dihitung dari semua unsur biaya berhubungan dengan perhitungan harga pokok produksi yang akan digunakan dalam menentukan harga jual produk yang dihasilkan

3.       Sumber pembiayaan, baik biaya investasi maupun modal kerja harus direncanakan secara jelas dan terperinci. Dalam hal ini harus dapat ditentukan komposisi modal secara jelas, berapa persen sumber modal yang berasal dari pengusaha maupun investor, dan berapa persen yang berasal dari pinjaman luar.
Bila  pendanaan yang diharapkan sebagian dari pinjaman. Juga harus jelas berapa jumlah dan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi, baik cara penegmbalian pinjaman, tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan syarat lainyang berhubungan dengan pinjaman karena hal ini berhubungan erat dengan kemampuan usaha yang direncanakan

4.       Perkiraan pendapatan/benefit yang diterima dari usaha yang akan dikembangkan juga harus benar-benar dapat diperkirakan secara benar sehingga keputusan yang diambil benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Perkiraan benefit dalam bentuk financial direncanakan sesuai dengan rencana produksi dan rencana penjualan. Bentuk penerimaan ini dapat digolongkan atas 2 bagian yaitu penerimaan yang berasal dari hasil penjualan barang yang diproses dan penerimaan yang berasal dari luar barang-barang yang diproses.
Penerimaan yang berasal dari luar kegiatan usaha tapi berhubungan dengan adanya kegiatan usaha seperti dalam bentuk bonus, penerimaan bunga, nilai sisa dan penerimaan lainya bila ada
5.       Analisis kriteria investasi
Analisis kriteria investasi yang dimaksud di sini adalah mengadakan perhitungan mengenai feasible atau tidaknya usaha yang dikembangkan dilihat dari segi kriteria investasi. Analisis ini sangat diperlukan apabila usaha yang sedang direncankan dalam bentuk jenis kegiatan produksi, sekurang-kurangnya dilihat dari net present value (NPV), internal rate of retrun (IRR) maupun net benefit cost ratio (net B/C) faktor-faktor yang perlu diperhatikan disini adalah perkiraan investasi, modal kerja, biya operasi, dan pemeliharaan
6.       Break Event Point dan pay Back Period
Break event point adalah suatu tungkat produksi di mana total revenue sama dengan total cost, tingkat BEP dapat dilihat dari 3 bagian antara lain dari segi jumlah produksi, lamanya waktu pengembalian biaya, dan jumlah yang dikeluarkan. Tingkat BEP dilihat dari jumlah produksi bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi yang dapat menghasilkan profit
Tingkat BEP dilihat dari segi waktu maksudnya untuk mengetahui berapa lama usaha yang direncanakan baru dapat menutupi segala biaya. Ukuran ini sangat penting untuk diketahui karena terlalu lama waktu mengembalikan total biaya belum tentu layak bagi semua pengusaha /investor kendatipun usaha tersebut feasible untuk dikembangkan
Dilihat dari segi jumlah biaya yang dikeluarkan maksudnya berapa jumlah biaya yang dikeluarkan baru berada dalam keadaan BEP. Khusus untuk usaha yang bergerak dalam produksi pay back period, yaitu suatu jangka waktu untuk mengembalikan jumlah investasi dari usaha yang direncanakan

E.       Proyeksi Laba Rugi dan Aliran Kas
Proyeksi laba rugi dan aliran kas dibentuk dalalm jangka waktu tertentu untuk melihat prospek keuangan dari usaha yang direncanakan. Dengan adanya proyeksi laba rugi dan aliran kas dapat diketahui posisi keuangan dimasa yang akan datang, disamping itu dapat digunakan sebagai pedoman bagi usaha dalam menjalankan usaha

F.       Kesimpulan dan Rekomendasi
1.       Kesimpulan
Kesimpulan yang perlu diuraikan dri hasil pembahasan seblumnya adalah apakah gagasan usaha yang direncanakan ini feasible atau tidak dilihat dari berbagai aspek, terutama dari segi aspek marketing dan aspek keuangan. Dalam kesimpulan dicantumkan angka-angka yang mendukung dari statement yang dikemukakan
2.       Rekomendasi
Rekomendasi yang dimaksudkan di sini adalah suatu rekomendasi yang diberikan oleh penyusun studi kelayakan yang dapat ditujukan pada siapa saja yang berhubungan dengan penanganan proyek, baik pada lembaga perbankan sebagai sumber dana maupun pada pemerintah yang memberikan izin usaha dari pendirian proyek. Rekomendasi yang diberikan oleh penyusun studi kelayakan adalah berdasarkan pada hasil perhitungan dan penilian


yulhan

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

1 comment:

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net