Depresi Rupiah 2013
Akhir-akhir ini
nilai rupiah mengalami penurunan (Depresi rupiah) , berikut akan kita bahas
penyebab, dampak serta langkah yang harus dilakukan untuk menstabilkan nilai
rupiah
Depresiasi
rupiah agustus 2013 sebabkan oleh faktor eksternal serta internal, Faktor
eksternal berupa penetapan kebijakan moneter di Amerika Serikat. Kebijakan itu berpengaruh terhadap situasi
keuangan di banyak negara, termasuk Indonesia. Faktor internal ekspor menurun sebagai dampak negatif resesi ekonomi dunia. Dalam
kondisi demikian, impor justru tetap tinggi sehingga neraca perdagangan dan
neraca pembayaran pun menjadi tidak sehat
Menurut Ekonom
Bank Mandiri Destry Damayanti penyebab penurunan nilai tukar rupiah antara lain
:
- pelemahan nilai tukar rupiah dipicu oleh pembalikan dana asing (capital reversal). Ekonomi global yang belum pulih membuat investor menukarkan produk investasinya ke jenis investasi dengan risiko paling aman, yaitu dollar AS.
- Sementara dari sisi domestik, memang sedang ada kebutuhan dollar AS yang cukup besar baik untuk membayar impor hingga membayar utang pemerintah maupun utang swasta
menurut BI
- pelemahan nilai tukar juga dipicu oleh naiknya impor BBM yang dilakukan oleh Pertamina. Impor BBM yang besar membuat neraca perdagangan defisit dan menekan kebutuhan valuta asing dalam negeri.
- kondisi kebutuhan valas mulai meningkat, namun dari sisi keuangan pasokan valas di pasar domestik tidak terlalu banyak. Hal ini menyebabkan para investor mulai mengurangi investasi ke Indonesia.
- dari sisi investasi, penurunan impor barang modal ternyata juga masih memberikan tekanan pada nilai tukar karena neraca perdagangan masih defisit. Penurunan impor barang modal menunjukkan melambatnya investasi.
Depresiasi ekonomi tidak selalu
berdampak buruk beberapa pihak justru diuntungkan oleh adanya depresiasi
ekonomi, eksportir merupakan pihak yang diuntungkan walaupun keuntungan yang diperoleh relative
kecil, sebaliknya dampak negative justru dirasakan oleh importer maupun
industri manufaktur hingga UMKM (lihat perajin tempe yang harus membeli kedelai
impor) karena bahan baku produksi mereka
sebagian besar di impor dari luar negeri sehingga adanya depresiasi ekonomi
akan meningkatkan biaya produksi
Langkah yang harus dilakukan
pemerintah dinataranya, diwakili menteri ekonomi Hata Rajasa
dan menteri keuangan Chatib Basri memberikan empat solusi yaitu
- pertama untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Dalam paket ini yang akan dilakukan adalah mendorong ekspor dan memberikan keringan pajak kepada industri yang berorientasi ekspor. Lalu pemerintah juga akan menurunkan impor migas dengan memperbesar biodiesel dalam solar untuk mengurangi konsumsi solar yang berasal dari impor,
- kedua untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Pemerintah akan memastikan defisit APBN-2013 tetap sebesar 2,38% dan pembiayaan aman. Pemerintah memberikan insentif kepada industri padat karya, termasuk keringanan pajak,
- ketiga untuk menjaga daya beli. Dalam hal ini, pemerintah berkoordinasi dengan BI untuk menjaga gejolak harga dan inflasi. Pemerintah berencana mengubah tata niaga daging sapi dan hortikultura, dari impor berdasarkan kuota menjadi mekanisme impor dengan mengandalkan harga,
- keempat untuk mempercepat investasi. Pemerintah akan mengefektifkan sistem layanan terpadu satu pintu perizinan investasi. Sebagai contoh, Hatta mengatakan, saat ini sudah dirumuskan pemangkasan perizinan hulu migas dari tadinya 69 izin menjadi 8 izin saja..
Kesimpulannya penurunan rupiah disebabkan
membaiknya perokonomian Amerika serikat sehingga supply dolar berkurang serta
turunnya ekspor Indonesia namun impor terus meningkat seperti yang terjadi
akhir-akhir lalu Indonesia membuka kran impor sapi dari Australia untuk
menurunkan harga daging sapi dalam negeri. solusi yang dilakukan untuk mengatasi melemahnya nilai rupiah
adalah memacu perkembangan ekspor berupa keringan pajak, selain itu pemerintah
juga mengurangi impor terutama impor migas
0 comments: