GNP perkapita dengan purchasing power parity (PPP)
Dalam
penghitungan GNP perkapita terdapat masalah GNP di Negara berkembang
dinayatakan rendah terlalu rendah. Penghitungan tingkat kurs tidak
memperhitungkan barang yang tidak diperdagangkan. Sehingga GNP atau GDP yang
diukur dengan kurs tidak dapat membandingkan secara tepat keadaan Negara maju
dan Negara berkembang, untuk mengatasi hal tersebut proyek pembangunan
internasional dari kantor statistik PBB (the international compasrision of the
united nations statistical office) dari universitas Pennsylavania mengubah GDP
dari sebuah Negara dari mata uangnya pada dolar internasional (I$) dengan
mengukur daya beli relative Negara tersebut dibandingkan dengan Negara-negara
lain dan bukan menggunakan tingkat kurs. Peneliti universitas pennyslavinia
Robert Summers dan Alan Heston menghitung angka relatif dari GDP (=P) sebagai
rasio antara tingkat PPP dengan tingkat kurs pasar (aktual) di mana dua tingkat
kurs dihitung sebagai harga domestik dari US dolar.
Kurs
dengan PPP adalah tingkat kurs di mana barang dan jasa yang termasuk dalam GDP
berbiaya sama di dua Negara. Kemudian para ekonom inggris mengasumsikan hanya
satu barang, menghitung PPP big mac sebuah kurs di mana mcdonald akan berbiaya
sama di dua Negara :
·
India, pada tahun 1992 kurs pasar Rs 35 = $1
Harga sebuah Big
mac di india = Rs 29,02
Harga sebuah Big
Mac di Amerika = $2,19
Kurs PPP di india
RS13,25 =$1
Harga relatif
GDP=P 13,25/35 =37,9 persen
²
Jika di India GDP per kapita kurs pasar = $310
maka GDP dengan PPP = $310 / 37,9 persen = I$ 818
²
Jika menurut kurs pasar GDP Amerika 75 kali GDP
india maka menurut kurs PP perbandinganya hanya 75 * 0,379 = 28,4 kali
Makasih infonya, sangat bermanfaat...
ReplyDelete